toga-ciplukanSebelum membahas tentang khasiat ciplukan, ada baiknya terlebih dahulu mengetahui apa yang dimaksud dengan gulma. Gulma bisa diartikan sebagai kelompok tanaman pengganggu yang tidak diinginkan tumbuh pada suatu lahan pertanaman atau lahan budidaya. Seperti rumput yang tumbuh di lahan pertanaman cabe, ia akan disebut sebagai gulma. Namun, apabila ia tumbuh di padang rumput atau lapangan bola yang memang ditanami dengan rumput maka ia tidak lagi disebut sebagai gulma. Selain itu, gulma juga sering didefinisikan sebagai tanaman yang belum diketahui manfaatnya.

Buah ciplukan

Ciplukan, sering dianggap sebagai gulma oleh petani. Karena kehadirannya dalam sebuah pertanaman atau lahan budidaya sering tidak kehendaki. Tanaman ini jarang ditanam, pada umumnya ia tumbuh dengan sendirinya di semak-semak, pinggir kebun, empang sawah dan ladang pertanian baru. Tanaman ini menyukai lahan yang subur, dan agak basah. Meskipun tergolong gulma, ciplukan yang tumbuh di lahan pertanian biasanya dibiarkan oleh petani. Karena, biasanya populasinya tidak banyak dan buahnya disenangi oleh anak-anak. Ciplukan memiliki buah yang terbungkus oleh daun kelopak yang menggelembung. Buah yang sudah matang memiliki rasa yang sangat manis.

Mengenal Tanaman Ciplukan

ciplukan liar

Seperti dijelaskan sebelumnya, ciplukan lebih dikenal sebagai gulma dari pada tanaman budidaya atau pun tanaman herbal. Memang hingga sejauh ini, masih sangat jarang petani atau masyarakat yang membudidayakannya secara serius. Padahal, ciplukan diketahui kaya akan khasiat dan manfaat terutama sebagai tanaman herbal (obat-obatan).

Ciplukan merupakan tanaman yang hidup semusim dengan tinggi batang tidak lebih dari 1 meter. Batang lunak dan cenderung tidak berkayu. Daun berbentuk bulat telur dengan ujung meruncing. Bunga muncul dari ketiak daun dengan tangkai tegak berwarna keunguan. Mahkota bunga berbentuk seperti lonceng yang dilindungi oleh daun kelopak.

Buah ciplukan muda berwarna hijau dan berubah menjadi kekuningan setelah matang. Buah berbentuk bulat hingga bulat memanjang. Buah terbungkus dalam kelopak yang menggelembung dengan ujung meruncing.

Nama Lokal

buah ciplukan

Ciplukan dikenal dengan nama lokalnya di setiap daerah. Misalnya: keceplokan, ciplukan (Jawa), yoryoran (Madura), cecendet, cecendetan (Sunda), kopok-kopokan, kaceplokan, angket (Bali), saletop, leletop (Sumatera), leletokan (Minahasa), kopi-kopi, daun loto-loto, dan sebagainya.

Khasiat dan Manfaat

a. Akar
Akar ciplukan berkhasiat untuk mengobati cacingan dan menurunkan demam.

b. Daun
Daun ciplukan berkhasiat sebagai penyembuh patah tulang, busung air, bisul, borok, penguat jantung, keseleo, nyeri perut dan kencing nanah.

c. Buah
Buah ciplukan jika dikonsumsi langsung diketahui berkhasiat untuk mengobati epilepsi, sulit buang air kecil dan penyakit kuning.

Resep untuk Penyakit Borok

Bahan-bahan:
1 genggam daun ciplukan
1 sendok air kapur sirih

Cara membuat:
Campurkan kedua bahan menjadi satu, kemudian tumbuk hingga halus. Ramuan siap digunakan.

Cara penggunaan:
Bersihkan bagian kulit yang sakit, kemudian tempelkan ramuan pada bagian tersebut.

Teh Ciplukan

Tanaman yang memiliki nama latin Physalis angulata ini memiliki beberapa nama lain dan khas yang berbeda pada setiap daerah. Nama lain dari Ciplukan antara lain : Morel berry (Inggris), Ciplukan (Indonesia), Ceplukan (Jawa), Cecendet (Sunda), Yor-yoran (madura), Lapinonat (Seram), Angket /kepok-kepokan (Bali), Dedes (sasak), Leletokan (Minahasa) .

Bagi masyarakat pedesaan, Ciplukan dianggap sebagai tanaman liar yang tidak berguna dan buahnya dapat dimakan. Namun diluar negeri taman ciplukan sudah dimanfaatkan sebagai bahan farmasi obat karena kandunganya. Tanaman Ciplukan berupa semak perdu rendah (maksimal tingginya 1 m) dan mempunyai umur ± 1 tahun. Memiliki bunga berwarna kuning, buah berbentuk bulat yang dilindungai kerudung penutup buah dan memiliki rasa asam manis.

buah-ciplukan

gambar. Buah tanaman ciplukan  

Kandungan kimia :

  1. Herba : Fisalin B, Fisalin D, Fisalin F, Withangulatin A
  2. Biji : 12-15% protein, 15-40% minyak lemak dengan komponen utama asam palminat dan asam stearat.
  3. Akar : alkaloid
  4. Daun : glikosida flavonoid
  5. Tunas : flavonoid dan saponin

Khasiat :

  • Diabetes Mellitus
  • Darah tinggi
  • Sakit paru- paru.
  • Akar tumbuhan ciplukan pada umumnya digunakan sebagai obat cacing dan penurun demam
  • Daunnya digunakan untuk penyembuhan patah tulang, busung air, bisul, borok, penguat jantung, keseleo, nyeri perut, dan kencing nanah
  • Buah ciplukan sendiri sering dimakan; untuk mengobati epilepsi, tidak dapat kencing, dan penyakit kuning

 KEUNGGULAN TEH CIPLUKAN “SALWA”

SALWA 1

Teh Herbal Ciplukan adalah minuman alami yang kaya manfaat. Dibuat dari herba ciplukan dipadukan dengan daun teh hijau pilihan dan stevia sebagai pemanis alami yang aman bagi penderita diabetes sehingga memberikan cita rasa khas dan kaya manfaat.

Kandungan dan Manfaat

Teh Hijau Sehat dan Mantap

Tumbuhan yang tumbuh baik pada ketinggian 0-1800 m dpl ini mempunyai kandungan kimia yang sudah diketahui berupa Chlorogenik acid, asam citrun dan fisalin, flavonoid, saponin, polifenol. Buah mengandung asam malat, alkaloid, tannin, kriptoxantin, vitamin C dan gula. Biji mengandung elaidic acid.

Dalam farmakologi China disebut tumbuhan ini memiliki rasa pahit dan sifat sejuk. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan pengalaman di berbagai daerah dan negara, ciplukan dapat digunakan untuk mengobati penyakit influenza, sakit tenggorokan, batuk rejan, bronchitis, gondongan, pembengkakan buah pelir, diabetes melitus, sakit paru-paru dan pembengkakan prostat

pengemasan teh ciplukan secara higienis

Teh Ciplukan “Salwa” adalah satu-satunya produk teh celup berbahan baku simplisia tanaman ciplukan yang dikemas secara higienis. Seperti diketahui masyarakat umum, tanaman ciplukan memiliki banyak khasiat diantaranya sebagai penstabil kadar gula dan juga bagus untuk hipertensi. Produk ini memiliki banyak keunggulan yang akan membuat Anda yakin tidak akan salah pilih untuk memilih produk ini. Keunggulan teh Ciplukan “Salwa” antara lain:

  1. Teh ciplukan “Salwa” adalah satu-satunya produk teh ciplukan yang ada di pasaran. Sehingga produk ini belum mempunyai pesaing.
  2. Mengunakan bahan tambahan berupa daun stevia yang dikenal juga sebagai daun manis. Daun ini mempunyai zat pemanis yang manisnya bisa 300-400 x lipat manis gula tebu namun nonkalori. Daun stevia juga memiliki sifat antidiabetes.
  3. Menggunakan tambahan daun teh hijau sebagai penambah antioksidan yang sangat berguna untuk tubuh.
  4. Dikemas secara higienis yaitu setiap tea bag dikemas menggunakn sachet alumunium. Hal ini berguna untuk menjaga kehigienisan produk serta mencegah pengaruh cahaya laur yang dapat mengurangi kandungan zat aktif di dalam teh.
  5. Proses produksi dilakukan di laboratorium LIPI dan di bawah pengawasan LIPI. Hal ini menjadikan proses produksi teh ciplukan lebih aman dan terjamin.
  6. Sudah memiliki ijin pemasaran berupa No IRT dari dinas kesehatan dan izin halal dari LPPOM MUI. Kedua ijin ini menjamin keamanan dan kehalalan produk.

Kehadiran Teh Ciplukan “Salwa” dalam masyarakat adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yaitu solusi alami untuk penderita diabetes dan hipertensi. Produk ini dapat dinikmati semua kalangan dan kami menyediakan jasa antar gratis bagi konsumen yang di Yogyakarta. So, tunggu apa lagi? Buktikan khasiatnya!

Ciplukan Tea, Tehnya Kesehatan Indonesia

seduh teh ciplukanKomposisi :

  • Daun Teh
  • Daun Ciplukan
  • Daun Stevia

Aturan pakai :
Diminum 2 x sehari pagi dan sore hari

Cara menyajikan :

– Masukkan 1 kantong teh herbal ciplukan ke dalam gelas atau cangkir.
– Tuangkan air mendidih kedalamnya.
– Diamkan beberapa saat sampai diperoleh warna, kepekatan dan aroma yang mantap.
– Aduk perlahan lalu angkat kantong teh herbal ciplukan dengan sendok.
– Tambahkan gula atau madu sesuai selera ( gula aren lebih baik.
– Kesegaran rasa dan khasiat teh herbal ciplukan siap dinikmati.

Ciplukan Tea

Harga Rp.25.000 Perbox isi 25 bag tea

Continue reading “Dianggap sebagai gulma, tapi bermanfaat sebagai obat. Ciplukan (Physalis angulata)”